![]() |
Ketahanan tanaman (Sumber: Royal Brinkman) |
a. Ketahanan Genetik
Faktor yang menentukan ketahanan tanaman inang terhadap serangga termasuk adanya pembatas dari stuktur tanaman, allelokimia, dan nutrisi yang tidak seimbang. Mekanisme ketahanan genetik terbagi menjadi beberapa jenis yaitu antixenosis, antibiosis, dan toleran. Antixenosis adalah bekerjanya mekanisme ketahanan oleh tanaman untuk menjerakan atau mereduksi kolonisasi oleh serangga. Antibiosis adalah mekanisme ketahanan yang bekerja setelah serangga berkolonisasi dan telah mulai menggunakan tanaman untuk kehidupannya. Toleran adalah sifat genetik dari tanaman yang dapat melindungi diri dari serangan populasi serangga, sehingga tidak ada kehilangan hasil secara ekonomi atau hasil yang dicapai memberikan kualitas yang dapat diperdagangkan.
b. Ketahanan Ekologi
Ketahanan ekologi telah dikatagorikan sebagai ketahanan semu (pseudoresistance) dan ketahanan induksi (induced resistance). Ketahanan semu bukan berasal dari sifat genetik yang dibawa pada tanaman, tetapi dari beberapa perubahan sementara (temporary shifts) dalam kondisi lingkungan yang cocok bagi varietas rentan. Adapun ketahanan induksi terjadi saat tanggap tanaman terhadap kerusakan oleh patogen, herbivora, stres lingkungan, atau akibat perlakuan.
Pada pembahasan ketahanan varietas berdasar genetika, maka ketahanan tersebut dapat dibagi dua yaitu ketahanan vertikal (vertical resistance) dan ketahanan horizontal (horizontal resistance). Ketahanan vertikal yaitu bila satu varietas lebih tahan terhadap beberapa ras penyakit daripada yang lainnya. Ketahanan vertikal umumnya berada pada tingkat ketahanan tinggi dan dikendalikan oleh gen mayor atau oligogen yang sedikit stabil. Sementara ketahanan horizontal yaitu bila tanaman inang sama efektifnya terhadap semua ras penyakit. Varietas tahan horizontal dikendalikan oleh beberapa gen polygenik atau gen minor, masing-masing dengan sumbangan yang kecil terhadap ketahanan.
mantap
BalasHapusTerima kasih mas arjun
BalasHapus